Tuesday, December 6, 2011

Sejarah Jembatan Kutai Kartanegara

Jembatan Kutai Kartanegara adalah jembatan yang melintas diatas sungai Mahakam dan merupakan jembatan gantung terpanjang di Indonesia. Panjang jembatan secara keseluruhan mencapai 710 meter, dengan bentang bebas, atau area yang tergantung tanpa penyangga, mencapai 270 meter.Jembatan ini merupakan sarana penghubung antara kota Tenggarong dengan Kecamatan Tenggarong Seberang yang menuju ke kota Samarinda.

Jembatan Kutai Kartanegara merupakan jembatan kedua yang dibangun melintasi sungai Mahakam setelah jembatan Mahakam di Samarinda sehingga disebut Jembatan Mahakam II. Jembatan ini dibangun menyerupai jembatan Golden Gate di San Fransisco, Amerika Serikat. Pembangunan jembatan ini dimulai pada tahun 1995 dan selesai pada tahun 2001 dengan kontraktor PT. Hutama Karya yang menangani pembangunan jembatan tersebut.

Saat diresmikan, jembatan ini dinamai Jembatan Gerbang Dayaku yang diambil dari slogan pembangunan gagasan Bupati Kutai Kartanegara saat itu, Syaukani Hasan Rais. Sejak Syaukani tidak menjabat lagi sebagai Bupati, jembatan ini diganti namanya menjadi jembatan Kutai Kartanegara Ing Martadipura atau Jembatan Kartanegara.

Jembatan ini juga merupakan akses menuju Samarinda ataupun sebaliknya yang dapat ditempuh hanya sekitar 30 menit. Melewati Jembatan Gerbang Dayaku Kutai Kartanegara ada pemandangan menarik yang dapat disaksikan, yaitu hamparan sebuah pulau kecil yang memisahkan Tenggarong dengan Kecamatan Tenggarong Seberang, yaitu Pulau Kumala, sebuah pulau yang telah disulap menjadi kawasan Wisata Kreasi yang banyak diminati oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.

Dikawasan Jembatan Kutai Kartanegara juga terdapat Jam Bentong yang merupakan sebuah tugu yang terdapat taman - taman yang terlihat asri dan indah jika dilihat dari atas jembatan.Di dekat jembatan dibangun sarana olahraga panjat dinding sebanyak 2 buah. Kawasan ini setiap sore dipenuhi oleh pengunjung yang dapat menikmati keindahan Jembatan Kutai Kartanegara serta memandang Pulau Kumala dari kejauhan






No comments:

Post a Comment